Khotbah Jum’at, Masjid Nabawi, 25 Shafar 1438 H
Khotib : Syekh Husen Bin Abdul Aziz Alu Syekh
Penerjemah : Usman Hatim
Khotbah Pertama
Dalam realita, umat Islam saat ini menghadapi fitnah bertubi-tubi, bencana beraneka ragam, tantangan membahayakan dan persekongkolan mengicu.
Kaum muslimin sedang menanti solusi untuk memperbaiki kondisi mereka, membahagiakan kehidupan mereka, mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan mereka serta mengatasi kesulitan dan penderitaan mereka.
Namun, kesuksesan dan kejayaan umat ini dalam mencapai segala dambaan, terselamatkan dari segala ketakutan serta terhindar dari berbagai problematika tidaklah mungkin terwujud tanpa mereka berpegang teguh dengan Islam sejati, termasuk kemurnian tauhid dan kebenaran keyakian, serta berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa dalam segala aktivitas mereka dan berbagai bidang kehidupan mereka.
Firman Allah :
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ [ المؤمنون/1]
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman” Qs Al-Mu’minun :1
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- :
” يَا أيهَا النّاسُ قُوْلوْا لَا إلَه إلّا اللهَ تُفْلِحُوْا ” أخرجه ابن خزيمة فى صحيحه
“Wahai umat manusia, katakanlah ‘La ilaaha illa Allah’ (tidak ada sesembahan kecuali Allah) niscaya kalian beruntung”. HR Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya.
Kaum muslimin sekalian!
Umat Islam tidak akan jaya dan kondisi mereka tidak akan membaik selagi seluruh sistem kehidupan mereka dan haluan hidup mereka tidak tunduk kepada syariat Allah –subhanahu wa ta’ala-. Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[ الحج/77]
“Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah dan sujudlah, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah amal kebajikan agar kalian beruntung”. Qs Alhaj : 77
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- :
” قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَعَهُ الله بِمَا آتَاهُ “
“Sungguh bernasib baik orang yang berserah diri, mendapatkan rezeki cukup dan Allah menganugerahinya hati yang merasa puas dengan pemberianNya”.
Kesejahteraan, stabilitas, kemakmuran ekonomi, keamanan dan rasa aman bagi masyarakat muslim tidak akan tercapai kecuali jika mereka menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan menerapkan hukum syariatNya serta tunduk kepada petunjuk Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam. Firman Allah:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [ النور/ 51]
“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil menuju Allah dan Rasul-Nya agar Rasul mengadili di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.Qs An-Nur : 51
Wahai umat Islam!
Tidak akan terangkat keterpurukan dengan berbagai macamnya kendatipun kita berupaya dengan segala cara untuk melepaskan diri dari padanya selagi kita belum bertobat secara sungguh-sungguh dari dosa akibat pelanggaran terhadap sistem hukum Allah dan sunnah Nabi-Nya Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam- sehingga kondisi kita seperti ini.
Sudah tiba saatnya bagi umat Islam yang sedang mengalami berbagai penderitaan dan tragedi untuk merundukkan hati kepada Tuhannya dan bertobat kepada-Nya dengan memperbaiki urusan mereka sesuai aturan yang diridhai-Nya. Firman Allah :
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ [ الحديد/ 16 ]
“Bukankah sudah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk ingat kepada Allah dan kebenaran yang turun (dari pada-Nya)” Qs :
Firman Allah :
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [ النور/31]
“Dan bertobatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang mukmin agar kalian beruntung”. Qs An-Nur:31
Jika tidak demikian, maka selagi urusan mereka masih berjalan pada jalur kemaksiatan, dan masih berkubang dalam larangan dan perbuatan dosa, sadarilah bahwa jalan kesuksesan dan kemajuan akan tetap menajuh dan menghindar dari mereka. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [ المائدة / 90 ]
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu beruntung”. Qs Al-Maidah: 90
Inilah sebagian contoh, kita saksikan umat Islam saling bertolak belakang, memutuskan hubungan, berselisih, konflik, bertengkar, saling dorong mendorong yang berujung pada pertumpahan darah dan pelanggaran terhadap kehormatan sehingga sebagian pihak menimpakan bencana kepada sebagian lainnya. Terjadilah pada diri mereka itu apa yang difirmankan Allah :
وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ [ الأنفال/ 46]
“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu”.Qs Al-Anfal : 46
Terbukti pula pada mereka apa yang disinyalir Nabi –shallallahu alaihi wasallam-:
” مَا لَمْ تحْكُمْ أئِمَّتُهُمْ بمَا أنْزَلَ اللهُ إلَّا جَعَل اللهُ بَأسَهُمْ بَيْنَهُمْ “
“Selama para pemimpin mereka (kaum muslimin) tidak menerapkan hukum yang diturunkan Allah, selama itu pula Allah menimpakan bencana di antara mereka”.
Inilah pula kemerosotan drastis di bidang ekonomi yang diderita oleh mereka (umat Islam) sebagaimana pula halnya kondisi seluruh dunia. Maka solusi yang dapat menyelamatkan umat Muhammad dari bencana dan kemerosotan ekonomi adalah dengan menerapkan sistem hukum Allah yang diridhai-Nya. Jika menyimpang dari sistem Allah, jatuhlah umat ini dalam kesuliatan dan bencana.
Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[آل عمران/ 130]
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba secara berlipat ganda,dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu beruntung”. Qs Ali Imran:130
Kaum muslimin sekalian!
Terwujudnya kebahagiaan sangat tergantung pada penerapan umat ini terhadap sistem kontrol sosial (amar makruf dan nahi munkar), saling memberi nasihat untuk memperbaiki keadaan dan meluruskan haluan sesuai dengan sistem yang ideal, metode yang santun, maksud yang luhur dan tujuan yang mulia. Firman Allah:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [ آل عمران/104]
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. Qs Ali Imran : 104
Sebagian ahli tafsir memahami, huruf “Min” dalam ayat ini berfungsi sebagai “penjelas” bukan bermakna “sebagian”.
Manakala umat Islam menyimpang dari jalur ini, jatuhlah mereka kedalam kerugian dan terjungkal ke dalam jurang kebinasaan. Firman Allah :
وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ [ العصر/ 1-3]
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya tetap dalam kesabaran”. Qs Al-Ashr : 1-3
Saudara-saudara sesama muslim !
Keberuntungan kaum muslimin erat kaitannya dengan pemahaman mereka terhadap penerapan Islam yang murni, sebagai agama moderat; jauh dari sikap ekstrim, kekerasan dan radikal, jauh pula dari sikap over lemah dan abai terhadap ketetapan hukum yang ada dalam dua wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).
Betapa banyak sikap ekstrem dalam memahami dan menerapkan Islam justru menyeret seseorang pada kerusakan yang besar dan dampak buruk yang tidak terhitung, karena sikap itu bertentangan dengan kehendak Allah dan sunnah Nabi-Nya. Firman Allah:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا [ البقرة/ 143]
“Dan demikian (pula) Kami telah jadikan kalian (umat Islam), umat yang moderat”. Qs Albaqarah: 143
Kaum muslimin sekalian!
Kesuksesan duniawi yang identik dengan kemakmuran sosial dan kesejahteraan umum lantaran banyaknya nikmat yang tercurah dan keberkahan yang susul menyusul, bukanlah terjadi karena mengikuti faktor-faktor empiris semata, tetapi lebih pada faktor spritual yang sejati sebagai buah konsitensi dalam mengikuti sunnah dan konsekuensi dari penerapan sistem hukum syariat. Firman Allah :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا ، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ [الطلاق/2-3]
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. Qs At-Thalaq ; 2-3
Dan firman-Nya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ [ الأعراف/ 96]
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Qs Al-Araf : 96
Wahai umat Islam!
Setelah lenyapnya apa yang disebut dengan era kolonialisme, banyak di antara umat Islam yang mencoba menerapkan pola pikir dan gagasan asing yang datang dari luar dalam kehidupan mereka, namun mereka tidak menemukan hasilnya kecuali bencana pemikiran, kelemahan militer, kelesuan ekonomi, kerusakan moral dan keretakan sosial. Pemikiran-pemikiran asing itu tidak cocok untuk dunia mereka, bahkan merusak sebagian urusan agamanya.
Sudah tiba waktunya bagi umat Islam setelah pembuktian di lapangan dengan fakta seperti itu untuk kembali kepada cahaya dua wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah)sebagai penerang jalan petunjuk. Sudah tiba saatnya bagi orang yang terbius dan silau oleh peradaban yang memperlihatkan prinsip-prinsip dan norma-norma yang kemudian terbukti palsu dan menipu ketika berbagai kepentingan pribadi dan kemanfaatan individual bermunculan. Semua itu hanyalah bagaikan ukiran indah yang ditorehkan pada papan hukum perundang-undangan saja. Ketika diimplementasikan ternyata menghancurkan negeri kaum muslimin, meluluh-lantakkan potensi mereka dan merampas kekayaan negeri mereka secara permanen. Itulah sesungguhnya prinsip-prinsip peradaban yang terlepas dari ketentuan hukum Allah yang membangun. Tujuannya hanya menumbangkan peradaban lain tanpa kriteria agama, moral dan kemanusiaan. Firman Allah :
وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ [ المائدة/ 50]
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”. Qs Al-Maidah : 50
====
Khotbah Kedua
Umat Islam memiliki potensi kejayaan dan kemenangan yang tidak dimiliki oleh umat lain. Memiliki pilar-pilar untuk membangun dan mencapai kebahagiaan yang tidak dimiliki oleh umat lain. Sejarah umat Islam beberapa abad silam menjadi saksi dan bukti paling nyata atas hal itu. Namun pencapaiannya dengan syarat dan tergadaikan oleh potensi yang ada. Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ [ محمد/ 7]
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Qs Muhammad : 7
Dan firman Allah :
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ [ غافر/51]
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi”.Qs Ghafir : 51
Perlindungan Allah –subhanahu wa ta’ala- terhadap umat Islam terkait erat dengan penerapan syariatNya dan sejauh mana ketaatan mereka pada perintahNya dan penghindaran mereka dari larangan-laranganNya. Firman Allah :
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا [ الحج/ 38 ]
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman”.Qs Alhaj:38
Menurut bacaan lainnya, “Yadfa’u” (menolak). Disebutkan dalam hadis shahih :
” احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ “
“Jagalah Allah, maka Dia menjagamu”.
Keamanan dan stabilitas, rasa aman dan kemakmuran umat ini sangat terkait dengan sejauh mana mereka menjalankan keimanan dengan segala konsekuensinya, Islam dengan segala hak-haknya. Firman Allah:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الأمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ [ الأنعام : 82 ]
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (kemusyrikan), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. Qs Al-An’am : 82
Superioritas dan keunggulan umat Islam atas musuh-musuhnya sangat tergantung pada keimanan berikut esensinya dan konsekuensinya sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Al-Qayim.
Firman Allah :
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ [ آل عمران/ 139]
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang lebih unggul, jika kamu orang-orang yang beriman”.Qs Ali Imran : 139
Dan firman-Nya :
وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ [ الصافات/ 173]
“Dan sesungguhnya tentara Kami,itulah yang pasti menang”. Qs As-Shafaat:17
Ibnu Katsir berkomentar seputar firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ [ التوبة/ 123]
“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu, dan hendaklah mereka menemui ketegasan dari-padamu. Ketahuilah, bahwa Allah bersama orang-orang yang bertaqwa”. Qs At-Taubah : 123
” فكلما قام ملك من ملوك الإسلام وأطاع أوامر الله وتوكل على الله ، فتح الله عليه من البلاد ، واسترجع من الأعداء بحسبه وبقدر ما فيه من ولاية الله “
“Sejauh mana seorang raja di antara raja-raja Islam menunaikan dan mentaati perintah Allah serta berserah diri kepadaNya, negeri-negeri dapat ia taklukkan atas pertolongan Allah. Terukur dengan loyalitasnya kepada Allah pula, harta rampasan dari musuh dapat ia rebut kembali”.
Selanjutnya, ketahuilah bahwa seharum-harum cara menegakkan kehidupan kita ialah menyibukkan diri dengan bershalawat dan salam kepada Nabi yang mulia.
Ya Allah,curahkanlah shalawat, salam dan keberkahan kepada hambaMu dan rasulMu, Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam-.
Ya Allah, ridhailah para Khulafaurasyidin dan para imam yang terbimbing; Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.
Ya Allah, perbaikilah kondisi kami dan kondisi kaum muslimin. Ya Allah, hilangkanlah kesedihan dari kami, angkatlah kegelisahan hati kami.
Ya Allah, selamatkanlah hamba-hambaMu kaum muslimin dari segala bencana dan cobaan. Ya Allah, Hadapilah olehMu musuh-musuh kaum muslimin, sebab mereka tidak akan mampu melemahkan-Mu wahai Tuhan yang Maha Agung.
Ya Allah, lindungilah saudara-saudara kami kaum muslimin di manapun mereka berada. Ya Allah, jadilah Engkau Penolong dan Pembela mereka wahai Tuhan yang Maha Perkasa, Maha Kuat dan Maha Kokoh.
Ya Allah,bimbinglah pelayan dua kota suci untuk melakukan sesuatu yang Engkau cintai dan ridhai. Ya Allah tolonglah agama ini dengannya. Tinggikanlah kalimat kaum muslimin dengannya.
Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, yang hidup dan yang telah wafat. Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Jauhkanlah kami dari siksa neraka”.
== Penutup ==